Pages

Subscribe:

Kamis, 01 November 2012

Teerasil Dangda Lebih Suka Roti Eropa

Setelah Thailand menyaksikan kejayaan SCG Muangthong United merajai Liga Primer dengan rekor tak terkalahkan, publik berharap striker Teerasil Dangda berjaya pula di pentas internasional.

Gol Dangda ke gawang BEC Tero tak hanya membantu United mempertahankan rekor tak terkalahkan, tetapi juga memastikannya menjadi topskor liga dengan 24 gol atau satu gol lebih banyak dari rekor Ronchai Sayomchai yang diukir 1998 silam. Rekor itu dapat dibilang pencapaian domestik terakhir bagi Dangda sebelum berlabuh ke mancanegara akhir tahun ini.

Sejumlah klub Eropa tertarik merekrutnya, mulai dari Atletico Madrid, Getafe, Fiorentina, dan bahkan AS Roma. GOAL.com Thailand menemui Dangda untuk menanyai sejumlah hal, mulai dari penampilan musim ini, masa depan karier, dan tujuan karier favoritnya.

GOAL.com: Bagaimana perasaan Anda setelah menyelesaikan musim ini?
Teerasil Dangda: Tahun ini menjadi musim yang hebat dari segala aspek. Musim yang sukses dan paling penting saya beruntung tidak dirundung cedera parah seperti yang membuat saya kerap absen tahun lalu.

GOAL.com: Banyak orang menganggap kegagalan musim lalu menjadi dorongan motivasi klub meraih sukses musim ini.
Teerasil: Tentu saja, jelas ini menjadi motivasi kami untuk berkembang dan sejak kami "Muangthong United" artinya kami harus mencapai sukses.

GOAL.com: Menurut Anda siapa orang yang paling berperan dalam sukses ini?
Teerasil: Saya rasa semua orang punya peranan, mulai dari pelatih Slavisa Jokanovic, Dotsakorn Thonglao, Gjurovski, Kawin Thamsatchanan, hingga semua orang yang menjadi bagian klub ini termasuk fans.

Mario Gjurovski pemain hebat, saya rasa kami saling memahami di atas lapangan, itu yang membuat penampilan kami sangat efisien
- Teerasil Dangda
 
Goal.com: Apa yang menjadikan Anda dan Gjurovski duet mematikan?
Teerasil: Gjurovski pemain hebat, saya rasa kami saling memahami di atas lapangan, itu yang membuat penampilan kami sangat efisien. Terkadang saat latihan umpan silang Thonglao lebih baik daripada Mario, tapi umpannya berbeda dari para pemain Thailand. Dia tak takut memberikan umpan, berhasil atau tidak, seperti halnya gaya Eropa. Itu yang membuat saya mencetak banyak gol.

Goal.com: Apa perbedaan Jokanovic dengan pelatih United lain di masa lalu?
Teerasil: Saya menyukai sifatnya. Soal taktik yang mendetail, setiap pelatih Muangthong punya kekuatan masing-masing. Henrique Calisto ketat, tapi menjaga setiap pemain baik di dalam maupun di luar lapangan sehingga dia disukai semua orang. Sementara Jokanovic lebih tenang dan punya psikologi yang sangat bagus. Saat diperlukan dia bisa bicara empat mata dengan pemain.  
 
Goal.com: Anda menjadi topskor musim ini, pencapaian berbeda dibandingkan tahun lalu. Apa rahasianya?
Teerasil: Saya ingin berterima kasih kepada pelatih Jokanovic yang mengubah saya menjadi striker yang lengkap.  Dulu, saya kerap turun ke belakang untuk mencari bola sehingga takkan ada orang di kotak penalti lawan. Dia membuat saya paham arti sebenarnya menjadi striker dengan berteriak "masuk ke dalam kotak" dalam setiap pertandingan. Melihat statistiknya, itu manjur buat saya.

Goal.com: Apa yang ada dalam pikiran Anda saat ini setelah bisa mengatakan memecahkan rekor Ronchai Sayomchai?
Teerasil: Sebenarnya saya tak pernah berpikir menjadi topskor, tak pernah terlintas sama sekali. Kalau ditanyakan setiap striker apakah mereka ingin menjadi topskor atau tidak, jawabannya pasti "ya". Tapi buat saya itu bukan tujuan utama. Namun, saya ingin berterima kasih kepada rekan-rekan setim yang membantu satu sama lain dalam merebut gelar juara.

 
Goal.com: Sekarang bicara soal rekor tak terkalahkan Muangthong musim ini, apa rasanya?
Teerasil: Waktu kecil saya menjadi fans Arsenal. Era Thierry Henry, Robert Pires, Dennis Bergkamp, termasuk Nwankwo Kanu, sungguh fenomenal. Saya rasa menjadi tak terkalahkan merupakan rekor yang keren, jadi ketika menjadi bagian dari rekor itu, seperti perasaan terbaik yang pernah saya alami.

Goal.com: Sepanjang musim terus bermunculan rumor bahwa Anda akan pindah ke Eropa, apakah ini menjadi tekanan atau justru menjadi dorongan tenaga?
Teerasil: Awalnya memang menjadi semacam tekanan, tapi ketika situasi mulai berkembang dan setelah pengurus klub menegaskan kalau saya takkan dilepas, saya sadar saya harus bermain lebih baik supaya klub yang menyaksikan lebih yakin terhadap kemampuan saya. Hal ini menjadi salah satu faktor penting musim ini.

Goal.com: Pertanyaan yang muncul dari benak semua orang adalah, tentu saja, apakah Anda bermain di Eropa atau tidak? Menurut Anda, liga mana yang paling Anda inginkan? Apakah rumor pendekatan Atletico Madrid benar?
Teerasil:  Harus saya akui saat ini saya tidak bisa bermain di liga Inggris. Ketika berlatih di Manchester City, sepakbola di sana terlalu keras. Mereka cepat melakukan tekanan dan sangat sistematis. Eropa menjadi target saya. Tidak masalah di negara mana. Tapi kalau klub Jepang datang, saya tak keberatan bermain di sana. Namun, saya rasa saya lebih bisa beradaptasi dengan Eropa. Semua negara sama saja, Italia, Portugal, Belgia, Turki, Spanyol...

Terutama soal makanan, saya lebih familier dengan roti Eropa ketimbang sushi!! Lagipula kalau saya akhirnya bermain di Spanyol, (dengan raut muka berminat) saya bisa menghadapi Cristiano Ronaldo atau Lionel Messi. Rasanya fantastis. Kalau saya benar-benar berkiprah di Eropa, saya harus meningkatkan kemampuan fisik. Tapi sebelum semuanya terjadi, saya harus berada di sana lebih dulu!

Goal.com: Terakhir, adakah orang yang ingin Anda sampaikan terima kasih atas sukses musim ini?
Teerasil: Semua orang punya peran, mulai dari ayah saya (Prasit Dangda) yang mendidik saya semasa kecil, ibu (Kanchana Dangda) yang merawat saya dan memberi saya kepercayaan dari segala aspek pribadi sewaktu bersekolah di Assumption Thonburi dan SCG Muangthong United.             Sumber : Goal.com

0 komentar:

Posting Komentar