Alfred Riedl secara resmi kembali menjadi pelatih tim nasional (timnas)
Indonesia setelah ia membubuhkan tanda tangannya pada acara
penandatanganan kontrak di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta,
Rabu (5/9). Dari pihak PSSI, tanda tangan langsung dibubuhkan oleh Ketua
Umum PSSI, La Nyalla Mahmud Mattalitti disaksikan CEO PT Liga Indonesia
Djoko Driyono, Direktur Teknik Timnas PSSI Benny Dolo. Selain Riedl,
Wolfgang Pikal juga ditunjuk menjadi asisten pelatih. Usai tanda tangan
kontrak itu, pelatih berkebangsaan Austria itu mengaku gembira. Buat
dia, kembali ditunjuk menjadi pelatih timnas Indonesia merupakan
kesempatan untuk membantu sekaligus mengangkat kembali sepakbola
Indonesia di level internasional. �Saya tidak mau menjelaskan detail
kontrak. Yang pasti saya senang bisa kembali ke sini, di Jakarta,
Indonesia,� kata Riedl. Riedl pun menyatakan bahwa pihaknya akan segera
bekerja. Yang pertama, ia bersama tim akan menuju Malang Jawa Timur,
untuk melakukan pemusatan latihan (TC) pertama. Menurut rencana TC di
Batu akan digelar selama 17-18 hari. Usai menggelar pemusatan latihan
itu Riedl membahkan, selanjutnya ia akan menjalankan program lain di
antaranya menggelar try out di tiga negara seperti Australia, Korea
Selatan, dan Jepang. Di sana, menurut Riedl, timnya akan melakukan uji
coba dengan tim setempat paling tidak sekali dalam tiga hari. �Ini
menurut penting melakukan uji coba di luar negeri. Maksudnya pemain agar
terbiasa, karena Piala AFF akan dilakukan di luar, yakni Malaysia dan
Thailand,� imbuhnya. Riedl bukanlah pelatih asing bagi masyarakat
sepakbola Indonesia. Keberhasilannya membawa Timnas Indonesia melaju ke
final AFF Suzuki Cup 2010 ini membuat namanya mengharu biru di seantero
Nusantara. Sayang, keberhasilan tidak pernah dipandang sama sekali oleh
PSSI dibawah kendali Djohar Arifin Husin. Riedl dipecat hanya beberapa
hari setelah Djohar terpilih menggantikan Nurdin Halid. Kini,
DjoharArifin sudah dilengserkan oleh 2/3 anggota dan dalam Kongres Luar
Biasa di Ancol awal 2012 ini, terpilih ketua umum baru yaitu La Nyalla
Mahmud Mattaliti. Namun Kongres Ancol ini tidak pernah digubris oleh
Djohar Arifin yang legitimasinya telah dicabut. Akibatnya, saat ini
dualisme terjadi dalam sepakbola Indonesia. Riedl mengaku paham dengan
kondisi sepakbola saat ini dan karena itu ia masih enggan menjelaskan
detail kontraknya, agar tidak digunakan untuk saling menjatuhkan. Ia
berharap pengurus yang berseteru bisa bersatu demi sepakbola nasional.
Namun ia memilih enggan berkomentar masalah dualisme ini terlalu dalam.
�Saya tahu ada dua federasi, satu yang memecat saya, satu merekrut saya
lagi berkomentar masalah itu terlalu panjang karena saya hanya pelatih
bukan politisi. Saya harap pada akhirnya keduanya bersatu karena kita
ingin menciptakan sepakbola yang lebih baik. Kita harap di masa depan
keadaan bisa lebih baik sehingga bisa konsentrasi tidak hanya di AFF,
tetapi juga setelahnya.� Seandainya dualisme sepakbola Indonesia bisa
berakhir dan timnas kembali menjadi satu, Riedl tak keberatan merevisi
daftar 28 pemain Timnas yang kini dipegangnya. �Tentu kami akan
memperbarui skuad kami. Kita saring lagi dari 28 dan 20 tak peduli
darimana pemain itu. Yang penting pemain terbaik akan memperkuat
Timnas,� jelasnya.
Copyright@ http://www.ligaindonesia.co.id/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar